BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Terampil dalam
menuliskan Al-Qur’an dan Hadits, menjadi salah satu bagian dari peguasaan yang harus dimiliki peserta didik.
Pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits yang dimulai sejak dini diharapkan
akan memberikan hasil yang lebih baik. Untuk menjembatani itu, diperlukan upaya
yang serius dari guru agar anak didiknya mampu dan terampil dalam menulis
Al-Qur’an dan Hadits dengan benar, tepat, dan rapih.
Dimana sebelum
melaksanakan proses belajara-mengajar, seorang guru harus mengetahui dahulu
mengenai tujuan pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits dan untuk mengetahui
rumusan indikator pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits.
Selanjutnya,
pada kegiatan belajar seorang guru harus mengetahui berbagai alternative desain
pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits. Mulai dari desain pembelajaran
menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah beserta tanda bacanya, dilanjutkan
desain pembelajaran menulis huruf-huruf hijaiyah secara bersambung beserta
tanda bacanya sampai dengan desain pembelajaran menulis ayat-ayat Al-Qur’an dan
hadits-hadits pilihan. Setelah itu seorang guru harus membuat kegiatan belajar
dimana juga dilengkapi dengan cara evaluasi pembelajaran menulis Al-Qur’an dan
Hadits.
B. Rumusan
masalah
Adapaun yang
menjadi rumusan masalah pada makalah ini, ialah:
1. Apa
tujuan dan rumusan indikator pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits?
2. Bagaimana
merumuskan desain pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits?
3. Bagaimana
proses evaluasi pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits?
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBELAJARAN
MENULIS AL-QUR’AN DAN HADIST
TUJUAN DAN RUMUSAN INDIKATOR
PEMBELAJARAN MENULIS AL-QUR’AN DAN HADITS
A.
Tujuan
Pembelajaran Menulis Al-Qur’an dan Hadits
Penulisan Al-Qur’an dan Hadits sendiri
telah dimulai sejak masa Nabi Muhammad SAW. Terlebih lagi Al-Qur’an, yang salah
satu nama lainnya adalah Al-Kitab, yang berarti “yang tertulis”. Rekaman
Al-Qur’an dan Hadits dalam bentuk tulisan memiliki manfaat yang sangat besar
bagi umat Islam. Proses penyampaian Al-Qur’an dan Hadits dalam bentuk tulisan
meminimalkan kesalah tafsiran maupun cara baca terhadap keduanya. Selain itu
terampil dalam menulis Al-Qur’an dan Hadits, bagi umat Islam menjadi kemampuan
khusus yang sangat baik untuk dikuasai oleh setiap muslim. Dengan mampu menulis
Al-Qur’an dan Hadits, menambah keistimewaan orang yang menguasainya.Dengan
demikian begitu pentingnya kemampuan dalam menulis Al-Qur’an dan Hadits yang
harus dimiliki oleh setiap muslim.
Saat ini kemampuan menulis menjadi hal
yang wajib dimiliki oleh setiap orang. Mampu dan terampil menulis dengan baik
dan benar menjadi salah satu tujuan pembelajaran di sekolah-sekolah baik yang
formal maupun informal. Salah satu yang diajarkan di sekolah-sekolah terutama
sekolah yang berbasis agama Islam, adalah diajarkan cara manulis Al-Qur’an dan
Hadits. Pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits telah dimulai pada sekolah
tingkat dasar, yakni Madrasah Ibtidaiyah. Hal ini bertujuan agar umat Islam sejak
dini telah mulai diajarkan menulis Al-Qur’an dan Hadits dengan baik dan tepat.
Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber
utama ajaran Islam harus dipelajari, dihayati dan diamalkan oleh pemeluknya.
Proses tersebut dapat dilakukan dengan jalan membaca dan mempelajari tulisan
ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu pembelajaran menulis Al-Qur’an
dan Hadits sangat penting diberikan kepada anak-anak, terutama di Madrasah
Ibtidaiyah. Dengan menulis anak dapat membaca kembali huruf-huruf yang
ditulisnya. Selain itu, anak akan lebih cepat dan tahan lama untuk
mengingatnya. Kondisi ini pada gilirannya akan memudahkan anak untuk menghayati
dan mengamalkanisi kandungan Al-Qur’an dan Hadits. Terlebih lagi jika anak
telah mampu untuk menerjemahkannya.
Kita menyadari bahwa Al-Qur’an dan
Hadits dinarasikan dalam bahasa Arab, yang memiliki kaedah dan tata aturannya
sendiri dalam menuliskannya. Sehingga jika proses belajar menulis Al-Qur’an dan
Hadits telah dimulai sejak dini maka akan menghasilkan sosok muslim yang mampu
menulis Al-Qur’an dan Hadits yang baik. Usia anak-anak sekolah di Madrasah
Ibtidaiyah, adalah masa yang sangat bagus untuk ditanamkan pembelajaran menulis
Al-Qur’an dan Hadits. Maka, perlu bagi guru untuk merumuskan tujuan
pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits.
Tujuan pembelajaran menulis Al-Qur’an
dan Hadits :
1. Aspek Pengetahuan (Knowing)
Dalam hal ini murid memiliki pengetahuan mengenai berbagai hal
yang berkenaan dengan tata cara penulisan Al-Qur’an dan Hadits. Murid juga
dibekali pengetahuan mengenai pentingnya menguasai Al-Qur’an dan Hadits dalam
bentuk tulisan. Dengan mampu menulis Al-Qur’an dan Hadits dapat membantu dalam
melancarkan proses penghayatan dan pengamalan kandungan Al-Qur’an dan Hadits.
Menulis Al-Qur’an dan Hadits, karena dinarasikan dalam bahasa Arab, maka
berbeda dengan menulis dalam bahasa Indonesia.
Penulisan Al-Qur’an dan Hadits, dimulai dari arah sebelah kanan ke
kiri. Berbanding terbalik dengan tulisan latin, misalnya bahasa Indonesia, yang
memulai menulis dari arah sebelah kiri. Dalam hal ini, misalnya huruf yang
dipergunakan bahasa Indonesia memiliki kesamaan bentuk dengan pemakaian huruf
dalam bahasa Inggris, akan tetapi huruf-huruf yang digunakan dalam bahasa Arab
berbeda sama sekali dengan kedua bahasa tersebut. Penulisan Al-Qur’an dan
Hadits juga dilengkapi dengan tanda baca dan teknik menyambung.
Pengetahuan-pengetahuan dasar semacam ini yang paling pokok diberikan kepada
murid. Dengan demikian dibutuhkan kesabaran dan
ketelatenan dari guru untuk mengarahkan dan mendidik siswanya dalam
pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits ini. Karena pada aspek knowing ini
guru harus benar-benar yakin bahwa semua murid telah mengetahui apa yang
telah dipelajarinya. Untuk mencapai tujuan ini, guru dapat memilih metode
ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. Sebagai tindak lanjut apakah murid telah
memahami dan mengetahui arti penting kemampuan menulis Al-Qur’an dan Hadits
sebagaimana yang telah disampaikan, guru dapat menyelenggarakan tanya jawab
dengan murid-murid, dapat diawali dengan bertanya kepada seluruh murid satu
kelas, lalu dilanjutkan mempertanyakan kepada murid satu per satu. Jika jawaban
yang diberikan semuanya bagus, berarti tujuan pembelajaran aspek knowing telah
tercapai.
2. Aspek
Pelaksanaan (Doing)
Dalam tujuan pembelajaran yang kedua ini,
pelaksanaan yang dimaksud adalah peserta didik terampil dalam menuliskan
ayat-ayat dari surat-surat tertentu dalam juz ‘amma maupun hadits-hadits
pilihan yang menjadi materi pelajaran. Pembelajaran dilakukan secara bertahap.
Diawali dengan pembelajaran menulis yang paling sederhana, yakni menuliskan
huruf-huruf hijaiyah. Setelah itu, murid diajarkan menulis huruf-huruf hijaiyah
dan tanda bacanya. kemampuan selanjutnya adalah murid diajarkan cara menyambung
huruf-huruf hijaiyah beserta tanda bacanya. Setelah proses ini dikuasai, murid
diajarkan menulis kalimat-kalimat pendek, kemampuan ini pada gilirannya akan
menjadikan murid mampu untuk menulis ayat-ayat dari suatu surat dalam juz’amma
ataupun suatu hadits. Untuk mencapai tujuan ini metode yang dapat digunakan
misalnya adalah demonstrasi.
3. Aspek
Pembiasaan (Being)
Setelah siswa memiliki pengetahuan mengenai
pentingnya kemampuan menulis Al-Qur’an dan Hadits, dan dilanjutkan dengan siswa
benar-benar terampil dalam menulis Al-Qur’an dan Hadits. Kondisi selanjutnya
terampil dalam menulis Al-Qur’an dan hadits itu tidak hanya sekedar untuk
diketahui tetapi juga menjadi miliknya dan menyatu dengan kepribadiannya.
Proses peleburan pengetahuan dan keterampilan ke dalam kepribadiannya ini yang
dimaksud dengan proses internalisasi, yang menjadi tujuan dari aspek pembiasaan
(being). Hal ini dimaksudkan agar apa yang ia ketahui atau kuasai tidak
sekedar tahu, tetapi diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak mudah
dilupakan.
Untuk menjaga agar keterampilan menulis Al-Qur’an
dan hadits ini tetap terjaga dengan baik, maka perlu untuk melakukan
pembiasaan. Proses pembiasaan dilakukan
agar siswa benar-benar menguasai dan terampil dalam menuliskan ayatayat Al-Qur’an
dan hadits-hadits, paling tidak ayat-ayat Al-Qur’an dari surat-surat dalam
juz’amma dan hadits-hadits yang menjadi materi pelajaran. Beberapa teknik yang
dapat dilakukan untuk proses pembiasaan menulis Al-Qur’an dan Hadits ini
misalnya: perlombaan, penugasan.
B. Rumusan Indikator Pembelajaran Menulis Al-Qur’an dan
Hadits
merumuskan indikator dalam sebuah pembelajaran
merupakan hal yang sangat penting. dalam proses pembelajaran menulis Al-Qur’an
dan Hadits ini perlu dirumuskan indikatornya. Indikator yang dirumuskan ini
menjadi acuan dalam melihat keberhasilan proses pembelajaran dan proses
penilaian.
Secara garis besar indikator pembelajaran menulis
Al-Qur’an dan Hadits adalah diupayakan agar murid mampu: (1) Menulis
huruf-huruf hijaiyah secara terpisah dan tanda bacanya; (2) Menulis huruf-huruf
hijaiyah secara bersambung dan tanda bacanya; (3) Menulis surat-surat juz’amma
dan hadits-hadits pilihan sesuai tanda bacanya.
1. Menulis
huruf-huruf hijaiyah secara terpisah dan tanda bacanya
Untuk
dapat menulis Al-Qur’an dan Hadits, sebagai tahap awal, murid harus mampu
menulis huruf-huruf hijaiyah terlebih dahulu. Dalam hal ini guru mengajarkan
teknik menuliskan semua huruf hijaiyah yang baik dan tepat, mulai dari huruf
alif ( ا) sampai dengan huruf ya’ (ي). Misalnya, dimulai dengan memberitahukan
bahwa menulis huruf Arab harus dimulai dari tepi kanan; untuk menulis huruf
alif ( ا) dimulai dari atas ke bawah, begitu seterusnya sampai lengkap semua
huruf hijaiyah diajarkan cara menuliskannya.
Setelah
semua siswa telah terampil menulis semua huruf hijaiyah dengan baik dan tepat,
pembelajaran dilanjutkan dengan mengajarkan menulis huruf-huruf hijaiyah secara
terpisah lengkap dengan tanda bacanya. Pastikan murid mampu menuliskan
huruf-huruf hijayah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya.
Dengan
demikian indikator ketercapaian pembelajaran menulis pada tahap ini, diupayakan
agar murid mampu:
·
Menuliskan huruf-huruf hijaiyah dengan
baik, tepat, dan rapi.
·
Menuliskan huruf-huruf hijaiyah secara
terpisah lengkap dengan tanda bacanya dengan baik, tepat, dan rapi.
2. Menulis
huruf-huruf hijaiyah secara bersambung dan tanda bacanya
Setelah
murid-murid mampu menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan
tanda bacanya, proses selanjutnya adalah murid diajarkan cara menulis
huruf-huruf hijaiyah secara bersambung lengkap dengan tanda bacanya. Guru
mengenalkan dan mengajarkan kepada murid-murid huruf-huruf yang dapat disambung
dan tidak dapat disambung. Guru mengajarkan cara menulis huruf-huruf yang
disambung ketika berada di awal, di tengah, ataupun di akhir suatu lafadz/kata.
Proses
tersebut dilakukan sampai murid-murid dapat melakukannya dengan baik dan tepat,
pada gilirannya sampai murid mampu menuliskan penggalan lafadz/kata bahkan
kalimat sederhana teks Arab, yakni murid telah terampil menulis dalam bentuk
struktur kalimat (perubahan bentuk kata dan kalimat) dengan baik, tepat, dan
rapih. Dengan demikian indikator ketercapaian pembelajaran menulis pada tahap
ini, diusahakan agar murid mampu:
·
Menuliskan huruf-huruf hijaiyah secara
bersambung lengkap dengan tanda bacanya dengan baik, tepat, dan rapi.
·
Menuliskan kalimat pendek teks Arab
dengan tanda bacanya dengan baik, tepat, dan rapi.
3. Menulis
surat-surat juz’amma dan hadits-hadits pilihan sesuai tanda bacanya
Pada
saat murid telah mampu untuk menulis dalam bentuk struktur kalimat, baik
menulis perubahan bentuk maupun kalimat sederhana taks Arab. Proses ini
dilanjutkan dengan mengajarkan cara menuliskan ayat-ayat Al-Qur’an maupun
hadits secara lengkap.
Dengan
demikian indikator ketercapaian dalam proses pembelajaran menulis pada tingkat
ini murid mampu menuliskan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits dengan baik, tepat,
dan rapi. Setidaknya mereka mampu menulis surat-surat dalam Juz’amma dan
hadits-hadits pilihan yang menjadi materi pelajaran, dengan baik, tepat dan
rapih.
DESAIN DAN EVALUASI
PEMBELAJARAN MENULIS AL-QUR’AN DAN HADITS
A.
Desain
Pembelajaran Menulis Al-Qur’an dan Hadits
1.
Desain
Pembelajaran Menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda
bacanya.
Dalam pembelajaran pada tahap ini, guru
dapat mempergunakan metode demonstrasi. Metode ini ditindaklanjuti dengan
menggunakan teknik menebalkan dan drill and practice. Langkah-langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
·
Tahap
persiapan
Beberapa
hal yang harus dipersiapkan oleh guru adalah:
-
Merumuskan tujuan yang harus dicapai
oleh murid setelah proses demonstrasi pembelajaran menulis huruf-huruf hijaiyah
secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya ini berakhir.
-
Persiapkan garis besar langkah-langkah
demonstrasi yang akan dilakukan. Garis-garis besar langkah demonstrasi
diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan.
-
Mempersiapkan alat bantu. Dalam hal ini
untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah
lengkap dengan tanda bacanya, maka guru dapat mempersiapkan bagan-bagan
mengenai teknik dan tata cara mengajarkan itu.
·
Tahap
pelaksanaan
-
Langkah
Pembukaan
Sebelum demonstrasi penulisan dimulai
ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya adalah:
a.
Aturlah tempat duduk yang memungkinkan
semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas demonstrasi penulisan.
b.
Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh
siswa. Dalam hal ini murid mampu menulis huruf hijaiyah secara terpisah lengkap
dengan tanda bacanya dengan benar, tepat dan rapi.
c.
Bimbinglah para siswa untuk mengambil
sikap duduk yang baik dan benar ketika menulis.
d.
Bimbinglah para siswa untuk memegang
pensil/pulpen yang benar dan tepat.
e.
Awasi letak buku agar selalu berada pada
posisi yang tepat.
f.
Beritahukan kepada siswa bahwa menulis
huruf Al-Qur’an dan Hadits dimulai dari arah kanan ke arah kiri.
-
Langkah
Pelaksaan Demonstrasi
a. Mulailah
demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang memotivasi gairah menulis siswa.
b. Ciptakan
suasanya yang menyenangkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
c. Bimbinglah
siswa untuk berkonsentrasi memperhatikan huruf-huruf hijaiyah; media yang
digunakan adalah karton bertuliskan huruf-huruf hijaiyah yang telah
dipersiapkan.
d. Bimbinglah
siswa tata cara menuliskan huruf-huruf hijaiyah tersebut sesuai arah geraknya;
untuk proses ini guru dapat memanfaatkan alat multimedia, jika tidak ada guru
mencontohkan langsung cara menuliskannya yang baik dan tepat. Langkah awalnya,
guru menunjukkan bagan cara menuliskan huruf hijaiyah yang telah dipersiapkan.
Kemudian guru mempraktekkannya di papan tulis.
e. Praktekkan
cara menuliskan huruf-huruf hijaiyah ini dengan cara dilakukan satu per satu
dari huruf alif ( ا) sampai huruf ya’ (ي) dengan mengikuti pola. Disinilah teknik drill and practice berperan.
f. Yakinkan
bahwa semua siswa mengikuti jalannya pembelajaran penulisan huruf-huruf
hijaiyah ini dengan memperhatikan penulisan yang dilakukan seluruh siswa.
g. Berikan
kesempatan terbanyak kepada siswa untuk secara aktif menuliskan huruf-huruf
hijaiyah. Dalam proses ini teknik menebalkan dan drill and practice berperan
lebih.
·
Tahap
mengakhiri
Apabila pelaksanaan metode demonstrasi
dengan teknik menebalkan dan drill and practice telah selesai dilakukan,
proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan penugasan yang berkaitan
dengan penulisan huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda
bacanya. Hal ini diperlukan untuk lebih memantapkan dan melancarkan penulisan
yang dilakukan oleh murid. Sehingga murid terbiasa dalam menuliskannya.
2. Desain Pembelajaran Menulis huruf-huruf hijaiyah
secara bersambung lengkap dengan tanda bacanya.
Setelah penulisan huruf-huruf hijaiyah
secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya telah dikuasai dengan baik, maka
langkah selanjutnya adalah siswa diajarkan tata cara penulisan huruf-huruf
hijaiyah secara bersambung lengkap dengan tanda bacanya.
Guru menunjukkan dan mencontohkan teknik
dan cara menulis dan menyambung huruf-huruf hijaiyah yang baik dan tepat, mulai
dari huruf alif ( ا) sampai dengan huruf ya’ ( ي). Guru harus mengajarkan pula
bahwa terdapat huruf-huruf tertentu yang setelahnya tidak dapat disambung
dengan huruf lain. Proses pembelajaran menulis huruf-huruf hijaiyah secara
bersambung lengkap dengan tanda bacanya ini sampai guru dapat memastikan bahwa
semua siswa mampu untuk menulis huruf-huruf hijaiyah tersebut dengan baik dan
tepat.
Dalam pembelajaran pada tahap ini, guru
dapat mempergunakan metode demonstrasi. Metode ini ditindaklanjuti dengan
menggunakan teknik menyambung titik dan drill and practice. Langkah-langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
·
Tahapa persiapan
Beberapa
hal yang harus dipersiapkan oleh guru adalah:
-
Merumuskan tujuan yang harus dicapai
oleh murid.
-
Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi
yang akan dilakukan.
-
Mempersiapkan alat bantu. Dalam hal ini
untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis huruf-huruf hijaiyah secara
bersambung lengkap dengan tanda bacanya, maka guru dapat mempersiapkan
bagan-bagan mengenai teknik dan tata cara mengajarkan itu.
·
Tahap pelaksanaan
-
Langkah pembukaan
a. Aturlah
tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas
demonstrasi penulisan.
b. Kemukakan
tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa. Dalam hal ini murid mampu menulis
huruf-huruf hijaiyah secara bersambung lengkap dengan tanda bacanya dengan
benar, tepat dan rapih.
c. Bimbinglah
para siswa untuk mengambil sikap duduk yang baik dan benar ketika menulis.
d. Bimbinglah
para siswa untuk memegang pensil/pulpen yang benar dan tepat.
e. Awasi
letak buku agar selalu berada pada posisi yang tepat.
f. Beritahukan
kepada siswa bahwa menulis huruf Al-Qur’an dan Hadits dimulai dari arah kanan
ke arah kiri.
-
Langkah pelaksanaaan demonstrasi
a.
Mulailah demonstrasi dengan
kegiatan-kegiatan yang memotivasi gairah menulis siswa.
b.
Ciptakan suasana yang menyenangkan
dengan menghindari suasana yang menegangkan.
c.
Bimbinglah siswa untuk berkonsentrasi
memperhatikan huruf-huruf hijaiyah; media yang digunakan adalah bagan-bagan
bertuliskan huruf-huruf yang telah dipersiapkan.
d.
guru menunjukkan bagan cara menuliskan
dan menyambung huruf hijaiyah yang telah dipersiapkan. Kemudian guru
mempraktekkannya di papan tulis. Siswa mempraktekkan cara menuliskan dan
menyambungkan huruf-huruf hijaiyah ini dengan cara dilakukan satu per satu dari
huruf alif ( ا) sampai huruf ya’ (ي) dengan mengikuti pola.
e.
Ingatkan murid-murid kepada huruf-huruf
yang tidak boleh disambung sesudahnya. Guru dapat menunjukkan bagan mengenai
ini sambil mempraktekkan cara menuliskan dan menyambungnya, baik ketika berada
di awal, tengah, maupun akhir suatu lafadz.
f.
Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti
jalannya pembelajaran.
g.
Berikan kesempatan kepada siswa untuk
secara aktif menulis dan menyambungkan huruf-huruf hijaiyah. Dalam proses ini
teknik meneruskan titik dan drill and practice berperan lebih.
-
Langkah
Mengakhiri
Apabila pelaksanaan metode demonstrasi
dengan teknik meneruskan titik dan drill and practice telah selesai
dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan penugasan yang
berkaitan dengan penulisan huruf-huruf hijaiyah secara bersambung lengkap
dengan tanda bacanya. Hal ini diperlukan untuk lebih memantapkan dan
melancarkan penulisan yang dilakukan oleh murid. Sehingga murid terbiasa dalam
menuliskannya.
3. Desain Pembelajaran Menulis surat-surat juz’amma dan
hadits-hadits pilihan sesuai tanda bacanya.
Sebagai kelanjutan dari proses
pembelajaran menulis dan menyambung huruf hijaiyah, tahap ini menjadi tahap
yang menjadi tujuan utama dari tujuan pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits
di Madrasah Ibtidaiyah. Untuk itu diperlukan kesabaran dan ketelatenan lebih
dari guru untuk menunjukkan dan mencontohkan teknik dan cara menulis dan
menyambung huruf-huruf hijaiyah yang baik dan tepat, sampai penulisan ayat-ayat
dari suatu surat dalam juz’amma maupun hadits-hadits pilihan. Proses
pembelajaran menulis pada tahap ini dilakukan sampai guru dapat memastikan
bahwa semua siswa mampu untuk menulis ayat-ayat dari suatu surat dalam juz’amma
maupun hadits-hadits pilihan tersebut dengan baik, tepat, dan rapi.
Dalam pembelajaran pada tahap ini, guru
dapat mempergunakan metode demonstrasi ataupun metode langsung. Metode ini
ditindaklanjuti dengan menggunakan teknik drill and practice dan papan
kantong.
·
Tahap persiapan
-
Merumuskan tujuan yang harus dicapai
oleh murid.
-
Persiapkan garis besar langkah-langkah
demonstrasi yang akan dilakukan.
-
Mempersiapkan alat bantu. Dalam hal ini
untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis ayat-ayat dari suatu surat dalam
juz’amma maupun hadits-hadits pilihan, maka guru dapat mempersiapkan
bagan-bagan mengenai teknik dan tata cara mengajarkan itu. Jika memungkinkan
guru dapat mempergunakan alat-alat multimedia, seperti komputer/laptop beserta infocus
nya atau VCD Player dengan televisi. Jika tidak bisa guru dapat
membuat bagan-bagan tersebut dengan karton atau menuliskannya di papan tulis.
Persiapkan spidol beraneka warna untuk mendemonstrasikan penulisan ayat-ayat
dari suatu surat dalam juz’amma maupun hadits-hadits pilihan. Guru juga
mempersiapkan lembaran-lembaran kertas untuk dibagikan kepada murid-murid yang
berisi penugasan untuk menuliskan ayat-ayat dari suatu surat dalam juz’amma
maupun haditshadits pilihan. Lembaran ini nantinya untuk dikerjakan oleh
murid-murid sebagai latihan menulis.
Adapun lembar kerja siswa yang
dipersiapkan ialah: (1) menebalkan dan menuliskan kembali, (2) Mempersiapkan
papan kantong.
·
Tahap pelaksanaan
-
Langkah pembukaan
a. mengatur
tempat duduk anak
b. mengemukakan
tujuan pembelajaran
c. membimbing
siswa untuk mengambil sikap duduk yang baik, dalam memegang pensil, mengawasi
letak buku agar selalu berada pada posisi yang tepat.
d. Tentukan
surat atau hadits yang akan diajarkan penulisannya.
e. Selalu
mengingatkan bahwa menulis huruf Al-Qur’an dan Hadits dimulai dari arah kanan
ke arah kiri.
-
Langkah pelaksanaan demonstrasi
a.
Mulailah demonstrasi dengan
kegiatan-kegiatan yang memotivasi gairah menulis siswa.
b.
Ciptakan suasanya yang menyenangkan
c.
Bimbinglah siswa untuk berkonsentrasi,
tata cara menulis surat dari juz’amma atau hadits yang akan dipelajari.
d.
Praktekkan cara menuliskan surat atau hadits
ini dengan cara dilakukan ayat demi ayat mulai dari ayat satu sampai ayat
terakhir dengan mengikuti pola. Perlu diingat oleh guru, bahwa guru dilarang
mengajarkan cara penulisan ayat selanjutnya sebelum ayat yang sedang dipelajari
penulisannya benar-benar telah dikuasai dengan baik dan tepat tanpa ada
kesalahan. Disinilah teknik drill and practice sangat berperan.
e.
Untuk mengajarkan hadits sama dengan
Al-Qur’an. Guru dapat membagi-bagi hadits menjadi beberapa penggalan yang
mempermudah siswa dalam mengikuti proses penulisannya.
f.
Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti
jalannya pembelajaran
g.
Berikan kesempatan kepada siswa untuk
secara aktif menulis ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits. Dalam proses ini teknik
menebalkan dan drill and practice berperan lebih.
Untuk
menambah variasi dalam belajar dan menyegarkan suasana teknik papan kantong
dapat dilakukan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
-
Guru memilih ayat-ayat Al-Qur’an atau
hadits yang bersambung dengan rapi, yang kira-kira dapat dibagi rata
ayat-ayatnya kepada seluruh siswa.
-
Ayat-ayat tersebut ditulis Arab dengan
jelas (di atas kertas atau karton yang agak tebal) dengan mengosongkan ruang
ekstra antara satu ayat dengan ayat lainnya.
-
Lembaran ayat-ayat itu dipotong-potong
menjadi satu kepingan kertas/karton untuk satu ayat.
-
Potongan-potongan kertas/karton yang
berisi ayat-ayat itu dibagikan secara acak kepada siswa.
-
Guru meminta murid untuk tenang dan
duduk diam.
-
Panggillah satu persatu murid yang
memegang kepingan karton sesuai urutan ayatnya.
-
Mintalah murid untuk menempelkan
kertas/karton yang dipegangnya.
-
Setelah satu surat telah diselesaikan
dengan sempurna. Panggillah satu per satu murid untuk menuliskannya di ruang
ekstra di bahwa kertas/karton yang telah disediakan.
-
Lakukan ini secara bergantian sampai
semua murid mendapat bagian.
·
Langkah mengakhiri
Apabila pelaksanaan metode demonstrasi
dengan teknik menebalkan, drill and practice dan papan kantong telah
selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan
penugasan yang berkaitan dengan penulisan ayatayat Al-Qur’an atau hadits. Hal
ini diperlukan untuk lebih memantapkan dan melancarkan penulisan yang dilakukan
oleh murid. Sehingga murid terbiasa dalam menuliskannya. Dalam tujuan pembelajaran,
ini masuk dalam aspek pembiasaan (being). Penugasan dapat berbentuk
tugas menuliskan satu surat dari juz’amma atau suatu hadits di hadapan orang
tuanya, dibuktikan dengan lembar hasil penulisan dan kartu penugasan yang
ditandatangai oleh orang tua murid.
B. Evaluasi Pembelajaran Menulis Al-Qur’an dan Hadits
Cara dan bentuk
evaluasi proses dan hasil pembelajaran harus didasarkan pada rumusan indikator
yang sudah dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
1. Penilaian Proses
Bentuk evaluasi yang tepat untuk dipakai
menilai keberhasilan proses pembelajaran materi menulis Al-Qur’an dan Hadits
adalah adalah dengan teknik Unjuk Kerja dan menggunakan Daftar Penilaian
sebagai instrumennya untuk mengetahui seberapa lancar dan bagus penulisan siswa
terhadap Al-Qur’an dan Hadits.
Contoh
Bentuk Kartu Penugasan:
A. Penugasan
Menulis Al-Qur’an:
KARTU BUKTI MENULIS AL-QURAN
|
Nama siswa:
Nama surat:
Saya telah menulis surat …………….
Pada tanggal …………
Tanda tangan
Orang tua,
*)lampiran hasil tulisannya ……………………...
|
B.
Penugasan Menulis Hadist
KARTU BUKTI MENULIS HADIST
|
Nama siswa:
Nama hadist:
Saya telah menulis hadist …………….
Pada tanggal …………
Tanda tangan
Orang tua,
*)lampiran hasil tulisannya ……………………...
|
Contoh
format penilaian kemampuan menulis Al-Qur’an dan Hadits :
A. Penilaian menulis Al-Qur’an
Menulis Surat Al-Falaq
No
|
Nama Siswa
|
Nilai Kemampuan
Menulis
|
Nilai Total
|
|
(A)
Tepat
|
(B)
Rapih
|
|||
1
|
Wardan
|
80
|
90
|
85
|
2
|
Rosman
|
80
|
80
|
80
|
B.
Penilaian
menulis Hadits
Menulis Hadits Menghormati Orang Tua
No
|
Nama Siswa
|
Nilai Kemampuan
Menulis
|
Nilai Total
|
|
(A)
Tepat
|
(B)
Rapih
|
|||
1
|
Muhammad Yasin
|
80
|
90
|
85
|
2
|
Okta Pratiwi
|
80
|
80
|
80
|
-
Komponen Ketepatan Menulis:
90 – 100 = Tepat
70 – 89 = Kurang Tepat
50 – 69 = Tidak Tepat
0 = Tidak mampu menulis
-
Komponen Kerapihan Menulis
90 – 100 = Rapih
70 – 89 = Kurang Rapih
50 – 69 = Tidak Rapih
0 = Tidak mampu menulis
Nilai Total Kemampuan:
(A+B) : 2
Nilai: < 60 = Kurang
60 – 69 = Cukup
70 – 89 = Baik
90 – 100 = Sangat Baik
Nilai Total Kemampuan:
(A+B) : 2
Nilai: < 60 = Kurang
60 – 69 = Cukup
70 – 89 = Baik
90 – 100 = Sangat Baik
2. Penilaian Hasil
Bentuk evaluasi untuk mengetahui
keberhasilan pembelajaran yang tepat untuk materi ini adalah Tes Obyektif dan
Subyektif dengan teknik Tulis. Tes ini akan dipakai untuk mengukur kemampuan
siswa dalam menulis Al-Qur’an dan Hadits serta sikap mereka setelah menguasai
cara menulis Al-Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu dibutuhkan latihan-latihan
yang bisa membantu siswa untuk menguasai materi ini dengan lebih baik.
Berikut ini adalah contoh soa-soal
latihan untuk meningkatkan hasil pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits:
a.
Tuliskan semua huruf-huruf hijaiyah
dengan baik, tepat, dan rapih!
b.
Sebutkan huruf-huruf yang tidak boleh
disabung sesudahnya!
c.
Rangkailah huruf-huruf ini menjadi sebuah
lafadz: م ي ر ك ل ا - ا ل ق ر ا ن
d.
Tuliskan surat Al-Fatihah dengan baik,
tepat dan Rapih!
e.
Tuliskan hadits tentang menghormati
orang tua dengan baik, tepat dan rapih!
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemakaian metode
dan teknik yang tepat akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran. Pembelajaran menulis Al-Qur’an dan hadits
menekankan usaha untuk mendidik siswa agar mampu untuk menulis Al-Qur’an dan
hadits dengan benar, tepat dan rapih. Di antara metode-metode yang digunakan
dalam proses pembelajaran menulis Al-Qur’an dan hadits adalah metode
demonstrasi dan metode langsung. Metode tersebut dilengkapi dengan
teknik-teknik pembelajaran menulis, diantaranya adalah: teknik menebalkan,
menyambung titik, drill and practice, dan papan kantong. Evaluasi
termasuk menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran menulis Al-Qur’an dan
Hadits. Melalui evaluasi dapat diketahui pencapaian keberhasilan proses
pembelajaran.
B. Saran
Semoga dengan adanya
pembelajaran Al-Qur’an dan hadits ini dapat meningkatkan kualitas guru dalam
proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad Lutfi.
2009.Pembelajaran Al-Qur’an Dan Hadist.
Cet 1 Depag. Jakarta.
Sanjaya, Wina, 2008, Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:
Kencana.
Arsyad, Azhar,
2002, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajagrafindo Persada
Rose, Colin dan Malcolm J.
Nicholl, 2006, Accelerated Learning, Cara Belajar Cepat
Abad XXI, Bandung: Nuansa.
Shores, Elizabeth F., dan Cathy
Grace, 2008, Pintar Membuat Portofolio, terj.
Fretty H. Panggabean, Jakarta: Esensi, Erlangga Group.
Tafsir, Ahmad, 2008, Strategi
Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam, Bandung: Maestro.