Sabtu, 17 Mei 2014

PEMBELAJARAN MENULIS AL-QUR’AN DAN HADIST



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Terampil dalam menuliskan Al-Qur’an dan Hadits, menjadi salah satu bagian dari  peguasaan yang harus dimiliki peserta didik. Pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits yang dimulai sejak dini diharapkan akan memberikan hasil yang lebih baik. Untuk menjembatani itu, diperlukan upaya yang serius dari guru agar anak didiknya mampu dan terampil dalam menulis Al-Qur’an dan Hadits dengan benar, tepat, dan rapih.
Dimana sebelum melaksanakan proses belajara-mengajar, seorang guru harus mengetahui dahulu mengenai tujuan pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits dan untuk mengetahui rumusan indikator pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits.
Selanjutnya, pada kegiatan belajar seorang guru harus mengetahui berbagai alternative desain pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits. Mulai dari desain pembelajaran menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah beserta tanda bacanya, dilanjutkan desain pembelajaran menulis huruf-huruf hijaiyah secara bersambung beserta tanda bacanya sampai dengan desain pembelajaran menulis ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits pilihan. Setelah itu seorang guru harus membuat kegiatan belajar dimana juga dilengkapi dengan cara evaluasi pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits.

B.     Rumusan masalah
Adapaun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini, ialah:
1.      Apa tujuan dan rumusan indikator pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits?
2.      Bagaimana merumuskan desain pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits?
3.      Bagaimana proses evaluasi pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits?


BAB II
                                                             PEMBAHASAN                                               
PEMBELAJARAN MENULIS AL-QUR’AN DAN HADIST

TUJUAN DAN RUMUSAN INDIKATOR
PEMBELAJARAN MENULIS AL-QUR’AN DAN HADITS

A.    Tujuan Pembelajaran Menulis Al-Qur’an dan Hadits
Penulisan Al-Qur’an dan Hadits sendiri telah dimulai sejak masa Nabi Muhammad SAW. Terlebih lagi Al-Qur’an, yang salah satu nama lainnya adalah Al-Kitab, yang berarti “yang tertulis”. Rekaman Al-Qur’an dan Hadits dalam bentuk tulisan memiliki manfaat yang sangat besar bagi umat Islam. Proses penyampaian Al-Qur’an dan Hadits dalam bentuk tulisan meminimalkan kesalah tafsiran maupun cara baca terhadap keduanya. Selain itu terampil dalam menulis Al-Qur’an dan Hadits, bagi umat Islam menjadi kemampuan khusus yang sangat baik untuk dikuasai oleh setiap muslim. Dengan mampu menulis Al-Qur’an dan Hadits, menambah keistimewaan orang yang menguasainya.Dengan demikian begitu pentingnya kemampuan dalam menulis Al-Qur’an dan Hadits yang harus dimiliki oleh setiap muslim.
Saat ini kemampuan menulis menjadi hal yang wajib dimiliki oleh setiap orang. Mampu dan terampil menulis dengan baik dan benar menjadi salah satu tujuan pembelajaran di sekolah-sekolah baik yang formal maupun informal. Salah satu yang diajarkan di sekolah-sekolah terutama sekolah yang berbasis agama Islam, adalah diajarkan cara manulis Al-Qur’an dan Hadits. Pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits telah dimulai pada sekolah tingkat dasar, yakni Madrasah Ibtidaiyah. Hal ini bertujuan agar umat Islam sejak dini telah mulai diajarkan menulis Al-Qur’an dan Hadits dengan baik dan tepat.
Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam harus dipelajari, dihayati dan diamalkan oleh pemeluknya. Proses tersebut dapat dilakukan dengan jalan membaca dan mempelajari tulisan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits sangat penting diberikan kepada anak-anak, terutama di Madrasah Ibtidaiyah. Dengan menulis anak dapat membaca kembali huruf-huruf yang ditulisnya. Selain itu, anak akan lebih cepat dan tahan lama untuk mengingatnya. Kondisi ini pada gilirannya akan memudahkan anak untuk menghayati dan mengamalkanisi kandungan Al-Qur’an dan Hadits. Terlebih lagi jika anak telah mampu untuk menerjemahkannya.
Kita menyadari bahwa Al-Qur’an dan Hadits dinarasikan dalam bahasa Arab, yang memiliki kaedah dan tata aturannya sendiri dalam menuliskannya. Sehingga jika proses belajar menulis Al-Qur’an dan Hadits telah dimulai sejak dini maka akan menghasilkan sosok muslim yang mampu menulis Al-Qur’an dan Hadits yang baik. Usia anak-anak sekolah di Madrasah Ibtidaiyah, adalah masa yang sangat bagus untuk ditanamkan pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits. Maka, perlu bagi guru untuk merumuskan tujuan pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits.
Tujuan pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits :
1.      Aspek Pengetahuan (Knowing)
Dalam hal ini murid memiliki pengetahuan mengenai berbagai hal yang berkenaan dengan tata cara penulisan Al-Qur’an dan Hadits. Murid juga dibekali pengetahuan mengenai pentingnya menguasai Al-Qur’an dan Hadits dalam bentuk tulisan. Dengan mampu menulis Al-Qur’an dan Hadits dapat membantu dalam melancarkan proses penghayatan dan pengamalan kandungan Al-Qur’an dan Hadits. Menulis Al-Qur’an dan Hadits, karena dinarasikan dalam bahasa Arab, maka berbeda dengan menulis dalam bahasa Indonesia.
Penulisan Al-Qur’an dan Hadits, dimulai dari arah sebelah kanan ke kiri. Berbanding terbalik dengan tulisan latin, misalnya bahasa Indonesia, yang memulai menulis dari arah sebelah kiri. Dalam hal ini, misalnya huruf yang dipergunakan bahasa Indonesia memiliki kesamaan bentuk dengan pemakaian huruf dalam bahasa Inggris, akan tetapi huruf-huruf yang digunakan dalam bahasa Arab berbeda sama sekali dengan kedua bahasa tersebut. Penulisan Al-Qur’an dan Hadits juga dilengkapi dengan tanda baca dan teknik menyambung. Pengetahuan-pengetahuan dasar semacam ini yang paling pokok diberikan kepada murid.  Dengan demikian dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dari guru untuk mengarahkan dan mendidik siswanya dalam pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits ini. Karena pada aspek knowing ini guru harus benar-benar yakin bahwa semua murid telah mengetahui apa yang telah dipelajarinya. Untuk mencapai tujuan ini, guru dapat memilih metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. Sebagai tindak lanjut apakah murid telah memahami dan mengetahui arti penting kemampuan menulis Al-Qur’an dan Hadits sebagaimana yang telah disampaikan, guru dapat menyelenggarakan tanya jawab dengan murid-murid, dapat diawali dengan bertanya kepada seluruh murid satu kelas, lalu dilanjutkan mempertanyakan kepada murid satu per satu. Jika jawaban yang diberikan semuanya bagus, berarti tujuan pembelajaran aspek knowing telah tercapai.
2.      Aspek Pelaksanaan (Doing)
Dalam tujuan pembelajaran yang kedua ini, pelaksanaan yang dimaksud adalah peserta didik terampil dalam menuliskan ayat-ayat dari surat-surat tertentu dalam juz ‘amma maupun hadits-hadits pilihan yang menjadi materi pelajaran. Pembelajaran dilakukan secara bertahap. Diawali dengan pembelajaran menulis yang paling sederhana, yakni menuliskan huruf-huruf hijaiyah. Setelah itu, murid diajarkan menulis huruf-huruf hijaiyah dan tanda bacanya. kemampuan selanjutnya adalah murid diajarkan cara menyambung huruf-huruf hijaiyah beserta tanda bacanya. Setelah proses ini dikuasai, murid diajarkan menulis kalimat-kalimat pendek, kemampuan ini pada gilirannya akan menjadikan murid mampu untuk menulis ayat-ayat dari suatu surat dalam juz’amma ataupun suatu hadits. Untuk mencapai tujuan ini metode yang dapat digunakan misalnya adalah demonstrasi.
3.      Aspek Pembiasaan (Being)
Setelah siswa memiliki pengetahuan mengenai pentingnya kemampuan menulis Al-Qur’an dan Hadits, dan dilanjutkan dengan siswa benar-benar terampil dalam menulis Al-Qur’an dan Hadits. Kondisi selanjutnya terampil dalam menulis Al-Qur’an dan hadits itu tidak hanya sekedar untuk diketahui tetapi juga menjadi miliknya dan menyatu dengan kepribadiannya. Proses peleburan pengetahuan dan keterampilan ke dalam kepribadiannya ini yang dimaksud dengan proses internalisasi, yang menjadi tujuan dari aspek pembiasaan (being). Hal ini dimaksudkan agar apa yang ia ketahui atau kuasai tidak sekedar tahu, tetapi diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak mudah dilupakan.
Untuk menjaga agar keterampilan menulis Al-Qur’an dan hadits ini tetap terjaga dengan baik, maka perlu untuk melakukan pembiasaan. Proses pembiasaan  dilakukan agar siswa benar-benar menguasai dan terampil dalam menuliskan ayatayat Al-Qur’an dan hadits-hadits, paling tidak ayat-ayat Al-Qur’an dari surat-surat dalam juz’amma dan hadits-hadits yang menjadi materi pelajaran. Beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk proses pembiasaan menulis Al-Qur’an dan Hadits ini misalnya: perlombaan, penugasan.
B.     Rumusan Indikator Pembelajaran Menulis Al-Qur’an dan Hadits
merumuskan indikator dalam sebuah pembelajaran merupakan hal yang sangat penting. dalam proses pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits ini perlu dirumuskan indikatornya. Indikator yang dirumuskan ini menjadi acuan dalam melihat keberhasilan proses pembelajaran dan proses penilaian.
Secara garis besar indikator pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits adalah diupayakan agar murid mampu: (1) Menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah dan tanda bacanya; (2) Menulis huruf-huruf hijaiyah secara bersambung dan tanda bacanya; (3) Menulis surat-surat juz’amma dan hadits-hadits pilihan sesuai tanda bacanya.
1.      Menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah dan tanda bacanya
Untuk dapat menulis Al-Qur’an dan Hadits, sebagai tahap awal, murid harus mampu menulis huruf-huruf hijaiyah terlebih dahulu. Dalam hal ini guru mengajarkan teknik menuliskan semua huruf hijaiyah yang baik dan tepat, mulai dari huruf alif ( ا) sampai dengan huruf ya’ (ي). Misalnya, dimulai dengan memberitahukan bahwa menulis huruf Arab harus dimulai dari tepi kanan; untuk menulis huruf alif ( ا) dimulai dari atas ke bawah, begitu seterusnya sampai lengkap semua huruf hijaiyah diajarkan cara menuliskannya.
Setelah semua siswa telah terampil menulis semua huruf hijaiyah dengan baik dan tepat, pembelajaran dilanjutkan dengan mengajarkan menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya. Pastikan murid mampu menuliskan huruf-huruf hijayah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya.
Dengan demikian indikator ketercapaian pembelajaran menulis pada tahap ini, diupayakan agar murid mampu:
·         Menuliskan huruf-huruf hijaiyah dengan baik, tepat, dan rapi.
·         Menuliskan huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya dengan baik, tepat, dan rapi.
2.      Menulis huruf-huruf hijaiyah secara bersambung dan tanda bacanya
Setelah murid-murid mampu menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya, proses selanjutnya adalah murid diajarkan cara menulis huruf-huruf hijaiyah secara bersambung lengkap dengan tanda bacanya. Guru mengenalkan dan mengajarkan kepada murid-murid huruf-huruf yang dapat disambung dan tidak dapat disambung. Guru mengajarkan cara menulis huruf-huruf yang disambung ketika berada di awal, di tengah, ataupun di akhir suatu lafadz/kata.
Proses tersebut dilakukan sampai murid-murid dapat melakukannya dengan baik dan tepat, pada gilirannya sampai murid mampu menuliskan penggalan lafadz/kata bahkan kalimat sederhana teks Arab, yakni murid telah terampil menulis dalam bentuk struktur kalimat (perubahan bentuk kata dan kalimat) dengan baik, tepat, dan rapih. Dengan demikian indikator ketercapaian pembelajaran menulis pada tahap ini, diusahakan agar murid mampu:
·         Menuliskan huruf-huruf hijaiyah secara bersambung lengkap dengan tanda bacanya dengan baik, tepat, dan rapi.
·         Menuliskan kalimat pendek teks Arab dengan tanda bacanya dengan baik, tepat, dan rapi.
3.      Menulis surat-surat juz’amma dan hadits-hadits pilihan sesuai tanda bacanya
Pada saat murid telah mampu untuk menulis dalam bentuk struktur kalimat, baik menulis perubahan bentuk maupun kalimat sederhana taks Arab. Proses ini dilanjutkan dengan mengajarkan cara menuliskan ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadits secara lengkap.
Dengan demikian indikator ketercapaian dalam proses pembelajaran menulis pada tingkat ini murid mampu menuliskan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits dengan baik, tepat, dan rapi. Setidaknya mereka mampu menulis surat-surat dalam Juz’amma dan hadits-hadits pilihan yang menjadi materi pelajaran, dengan baik, tepat dan rapih.

DESAIN DAN EVALUASI
PEMBELAJARAN MENULIS AL-QUR’AN DAN HADITS

A.     Desain Pembelajaran Menulis Al-Qur’an dan Hadits
1.      Desain Pembelajaran Menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya.
Dalam pembelajaran pada tahap ini, guru dapat mempergunakan metode demonstrasi. Metode ini ditindaklanjuti dengan menggunakan teknik menebalkan dan drill and practice. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
·         Tahap persiapan
Beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh guru adalah:
-          Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh murid setelah proses demonstrasi pembelajaran menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya ini berakhir.
-          Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan.
-          Mempersiapkan alat bantu. Dalam hal ini untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya, maka guru dapat mempersiapkan bagan-bagan mengenai teknik dan tata cara mengajarkan itu.
·         Tahap pelaksanaan
-          Langkah Pembukaan
Sebelum demonstrasi penulisan dimulai ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya adalah:
a.       Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas demonstrasi penulisan.
b.       Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa. Dalam hal ini murid mampu menulis huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya dengan benar, tepat dan rapi.
c.       Bimbinglah para siswa untuk mengambil sikap duduk yang baik dan benar ketika menulis.
d.      Bimbinglah para siswa untuk memegang pensil/pulpen yang benar dan tepat.
e.       Awasi letak buku agar selalu berada pada posisi yang tepat.
f.       Beritahukan kepada siswa bahwa menulis huruf Al-Qur’an dan Hadits dimulai dari arah kanan ke arah kiri.
-          Langkah Pelaksaan Demonstrasi
a.       Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang memotivasi gairah menulis siswa.
b.      Ciptakan suasanya yang menyenangkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
c.       Bimbinglah siswa untuk berkonsentrasi memperhatikan huruf-huruf hijaiyah; media yang digunakan adalah karton bertuliskan huruf-huruf hijaiyah yang telah dipersiapkan.
d.      Bimbinglah siswa tata cara menuliskan huruf-huruf hijaiyah tersebut sesuai arah geraknya; untuk proses ini guru dapat memanfaatkan alat multimedia, jika tidak ada guru mencontohkan langsung cara menuliskannya yang baik dan tepat. Langkah awalnya, guru menunjukkan bagan cara menuliskan huruf hijaiyah yang telah dipersiapkan. Kemudian guru mempraktekkannya di papan tulis.
e.       Praktekkan cara menuliskan huruf-huruf hijaiyah ini dengan cara dilakukan satu per satu dari huruf alif ( ا) sampai huruf ya’ (ي) dengan mengikuti pola.  Disinilah teknik drill and practice berperan.
f.       Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya pembelajaran penulisan huruf-huruf hijaiyah ini dengan memperhatikan penulisan yang dilakukan seluruh siswa.
g.       Berikan kesempatan terbanyak kepada siswa untuk secara aktif menuliskan huruf-huruf hijaiyah. Dalam proses ini teknik menebalkan dan drill and practice berperan lebih.
·         Tahap mengakhiri
Apabila pelaksanaan metode demonstrasi dengan teknik menebalkan dan drill and practice telah selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan penugasan yang berkaitan dengan penulisan huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya. Hal ini diperlukan untuk lebih memantapkan dan melancarkan penulisan yang dilakukan oleh murid. Sehingga murid terbiasa dalam menuliskannya.
2.      Desain Pembelajaran Menulis huruf-huruf hijaiyah secara bersambung lengkap dengan tanda bacanya.
Setelah penulisan huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya telah dikuasai dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah siswa diajarkan tata cara penulisan huruf-huruf hijaiyah secara bersambung lengkap dengan tanda bacanya.
Guru menunjukkan dan mencontohkan teknik dan cara menulis dan menyambung huruf-huruf hijaiyah yang baik dan tepat, mulai dari huruf alif ( ا) sampai dengan huruf ya’ ( ي). Guru harus mengajarkan pula bahwa terdapat huruf-huruf tertentu yang setelahnya tidak dapat disambung dengan huruf lain. Proses pembelajaran menulis huruf-huruf hijaiyah secara bersambung lengkap dengan tanda bacanya ini sampai guru dapat memastikan bahwa semua siswa mampu untuk menulis huruf-huruf hijaiyah tersebut dengan baik dan tepat.
Dalam pembelajaran pada tahap ini, guru dapat mempergunakan metode demonstrasi. Metode ini ditindaklanjuti dengan menggunakan teknik menyambung titik dan drill and practice. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
·         Tahapa persiapan
Beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh guru adalah:
-          Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh murid.
-          Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
-          Mempersiapkan alat bantu. Dalam hal ini untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis huruf-huruf hijaiyah secara bersambung lengkap dengan tanda bacanya, maka guru dapat mempersiapkan bagan-bagan mengenai teknik dan tata cara mengajarkan itu.
·         Tahap pelaksanaan
-          Langkah pembukaan
a.       Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas demonstrasi penulisan.
b.      Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa. Dalam hal ini murid mampu menulis huruf-huruf hijaiyah secara bersambung lengkap dengan tanda bacanya dengan benar, tepat dan rapih.
c.       Bimbinglah para siswa untuk mengambil sikap duduk yang baik dan benar ketika menulis.
d.      Bimbinglah para siswa untuk memegang pensil/pulpen yang benar dan tepat.
e.       Awasi letak buku agar selalu berada pada posisi yang tepat.
f.       Beritahukan kepada siswa bahwa menulis huruf Al-Qur’an dan Hadits dimulai dari arah kanan ke arah kiri.
-          Langkah pelaksanaaan demonstrasi
a.       Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang memotivasi gairah menulis siswa.
b.       Ciptakan suasana yang menyenangkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
c.       Bimbinglah siswa untuk berkonsentrasi memperhatikan huruf-huruf hijaiyah; media yang digunakan adalah bagan-bagan bertuliskan huruf-huruf yang telah dipersiapkan.
d.       guru menunjukkan bagan cara menuliskan dan menyambung huruf hijaiyah yang telah dipersiapkan. Kemudian guru mempraktekkannya di papan tulis. Siswa mempraktekkan cara menuliskan dan menyambungkan huruf-huruf hijaiyah ini dengan cara dilakukan satu per satu dari huruf alif ( ا) sampai huruf ya’ (ي) dengan mengikuti pola.
e.       Ingatkan murid-murid kepada huruf-huruf yang tidak boleh disambung sesudahnya. Guru dapat menunjukkan bagan mengenai ini sambil mempraktekkan cara menuliskan dan menyambungnya, baik ketika berada di awal, tengah, maupun akhir suatu lafadz.
f.        Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya pembelajaran.
g.       Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif menulis dan menyambungkan huruf-huruf hijaiyah. Dalam proses ini teknik meneruskan titik dan drill and practice berperan lebih.
-          Langkah Mengakhiri
Apabila pelaksanaan metode demonstrasi dengan teknik meneruskan titik dan drill and practice telah selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan penugasan yang berkaitan dengan penulisan huruf-huruf hijaiyah secara bersambung lengkap dengan tanda bacanya. Hal ini diperlukan untuk lebih memantapkan dan melancarkan penulisan yang dilakukan oleh murid. Sehingga murid terbiasa dalam menuliskannya.
3.      Desain Pembelajaran Menulis surat-surat juz’amma dan hadits-hadits pilihan sesuai tanda bacanya.
Sebagai kelanjutan dari proses pembelajaran menulis dan menyambung huruf hijaiyah, tahap ini menjadi tahap yang menjadi tujuan utama dari tujuan pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits di Madrasah Ibtidaiyah. Untuk itu diperlukan kesabaran dan ketelatenan lebih dari guru untuk menunjukkan dan mencontohkan teknik dan cara menulis dan menyambung huruf-huruf hijaiyah yang baik dan tepat, sampai penulisan ayat-ayat dari suatu surat dalam juz’amma maupun hadits-hadits pilihan. Proses pembelajaran menulis pada tahap ini dilakukan sampai guru dapat memastikan bahwa semua siswa mampu untuk menulis ayat-ayat dari suatu surat dalam juz’amma maupun hadits-hadits pilihan tersebut dengan baik, tepat, dan rapi.
Dalam pembelajaran pada tahap ini, guru dapat mempergunakan metode demonstrasi ataupun metode langsung. Metode ini ditindaklanjuti dengan menggunakan teknik drill and practice dan papan kantong.
·         Tahap persiapan
-          Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh murid.
-          Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
-          Mempersiapkan alat bantu. Dalam hal ini untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis ayat-ayat dari suatu surat dalam juz’amma maupun hadits-hadits pilihan, maka guru dapat mempersiapkan bagan-bagan mengenai teknik dan tata cara mengajarkan itu. Jika memungkinkan guru dapat mempergunakan alat-alat multimedia, seperti komputer/laptop beserta infocus nya atau VCD Player dengan televisi. Jika tidak bisa guru dapat membuat bagan-bagan tersebut dengan karton atau menuliskannya di papan tulis. Persiapkan spidol beraneka warna untuk mendemonstrasikan penulisan ayat-ayat dari suatu surat dalam juz’amma maupun hadits-hadits pilihan. Guru juga mempersiapkan lembaran-lembaran kertas untuk dibagikan kepada murid-murid yang berisi penugasan untuk menuliskan ayat-ayat dari suatu surat dalam juz’amma maupun haditshadits pilihan. Lembaran ini nantinya untuk dikerjakan oleh murid-murid sebagai latihan menulis.
Adapun lembar kerja siswa yang dipersiapkan ialah: (1) menebalkan dan menuliskan kembali, (2) Mempersiapkan papan kantong.
·         Tahap pelaksanaan
-          Langkah pembukaan
a.       mengatur tempat duduk anak
b.      mengemukakan tujuan pembelajaran
c.       membimbing siswa untuk mengambil sikap duduk yang baik, dalam memegang pensil, mengawasi letak buku agar selalu berada pada posisi yang tepat.
d.      Tentukan surat atau hadits yang akan diajarkan penulisannya.
e.       Selalu mengingatkan bahwa menulis huruf Al-Qur’an dan Hadits dimulai dari arah kanan ke arah kiri.
-          Langkah pelaksanaan demonstrasi
a.       Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang memotivasi gairah menulis siswa.
b.       Ciptakan suasanya yang menyenangkan
c.       Bimbinglah siswa untuk berkonsentrasi, tata cara menulis surat dari juz’amma atau hadits yang akan dipelajari.
d.        Praktekkan cara menuliskan surat atau hadits ini dengan cara dilakukan ayat demi ayat mulai dari ayat satu sampai ayat terakhir dengan mengikuti pola. Perlu diingat oleh guru, bahwa guru dilarang mengajarkan cara penulisan ayat selanjutnya sebelum ayat yang sedang dipelajari penulisannya benar-benar telah dikuasai dengan baik dan tepat tanpa ada kesalahan. Disinilah teknik drill and practice sangat berperan.
e.       Untuk mengajarkan hadits sama dengan Al-Qur’an. Guru dapat membagi-bagi hadits menjadi beberapa penggalan yang mempermudah siswa dalam mengikuti proses penulisannya.
f.        Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya pembelajaran
g.       Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif menulis ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits. Dalam proses ini teknik menebalkan dan drill and practice berperan lebih.
Untuk menambah variasi dalam belajar dan menyegarkan suasana teknik papan kantong dapat dilakukan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
-          Guru memilih ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits yang bersambung dengan rapi, yang kira-kira dapat dibagi rata ayat-ayatnya kepada seluruh siswa.
-          Ayat-ayat tersebut ditulis Arab dengan jelas (di atas kertas atau karton yang agak tebal) dengan mengosongkan ruang ekstra antara satu ayat dengan ayat lainnya.
-          Lembaran ayat-ayat itu dipotong-potong menjadi satu kepingan kertas/karton untuk satu ayat.
-          Potongan-potongan kertas/karton yang berisi ayat-ayat itu dibagikan secara acak kepada siswa.
-          Guru meminta murid untuk tenang dan duduk diam.
-          Panggillah satu persatu murid yang memegang kepingan karton sesuai urutan ayatnya.
-          Mintalah murid untuk menempelkan kertas/karton yang dipegangnya.
-          Setelah satu surat telah diselesaikan dengan sempurna. Panggillah satu per satu murid untuk menuliskannya di ruang ekstra di bahwa kertas/karton yang telah disediakan.
-          Lakukan ini secara bergantian sampai semua murid mendapat bagian.
·         Langkah mengakhiri
Apabila pelaksanaan metode demonstrasi dengan teknik menebalkan, drill and practice dan papan kantong telah selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan penugasan yang berkaitan dengan penulisan ayatayat Al-Qur’an atau hadits. Hal ini diperlukan untuk lebih memantapkan dan melancarkan penulisan yang dilakukan oleh murid. Sehingga murid terbiasa dalam menuliskannya. Dalam tujuan pembelajaran, ini masuk dalam aspek pembiasaan (being). Penugasan dapat berbentuk tugas menuliskan satu surat dari juz’amma atau suatu hadits di hadapan orang tuanya, dibuktikan dengan lembar hasil penulisan dan kartu penugasan yang ditandatangai oleh orang tua murid.

B.     Evaluasi Pembelajaran Menulis Al-Qur’an dan Hadits
Cara dan bentuk evaluasi proses dan hasil pembelajaran harus didasarkan pada rumusan indikator yang sudah dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
1.      Penilaian Proses
Bentuk evaluasi yang tepat untuk dipakai menilai keberhasilan proses pembelajaran materi menulis Al-Qur’an dan Hadits adalah adalah dengan teknik Unjuk Kerja dan menggunakan Daftar Penilaian sebagai instrumennya untuk mengetahui seberapa lancar dan bagus penulisan siswa terhadap Al-Qur’an dan Hadits.
Contoh Bentuk Kartu Penugasan:
A.    Penugasan Menulis Al-Qur’an:
KARTU BUKTI MENULIS AL-QURAN
Nama siswa:
Nama surat:
Saya telah menulis surat …………….
Pada tanggal …………
Tanda tangan
Orang tua,


*)lampiran hasil tulisannya                                                                     ……………………...

B.     Penugasan Menulis Hadist
KARTU BUKTI MENULIS HADIST
Nama siswa:
Nama hadist:
Saya telah menulis hadist …………….
Pada tanggal …………
Tanda tangan
Orang tua,


*)lampiran hasil tulisannya                                                                     ……………………...

Contoh format penilaian kemampuan menulis Al-Qur’an dan Hadits :
A.    Penilaian menulis Al-Qur’an
Menulis Surat Al-Falaq
No
Nama Siswa
Nilai Kemampuan Menulis
Nilai Total
(A)
Tepat
(B)
Rapih
1
Wardan
80
90
85
2
Rosman
80
80
80

B.     Penilaian menulis Hadits
Menulis Hadits Menghormati Orang Tua
No
Nama Siswa
Nilai Kemampuan Menulis
Nilai Total
(A)
Tepat
(B)
Rapih
1
Muhammad Yasin
80
90
85
2
Okta Pratiwi
80
80
80

-          Komponen Ketepatan Menulis:
90 – 100 = Tepat
70 – 89 = Kurang Tepat
50 – 69 = Tidak Tepat
0 = Tidak mampu menulis
-          Komponen Kerapihan Menulis
90 – 100 = Rapih
70 – 89 = Kurang Rapih
50 – 69 = Tidak Rapih
0 = Tidak mampu menulis
Nilai Total Kemampuan: (A+B) : 2
Nilai: < 60 = Kurang
60 – 69 = Cukup
70 – 89 = Baik
90 – 100 = Sangat Baik
Nilai Total Kemampuan: (A+B) : 2
Nilai: < 60 = Kurang
60 – 69 = Cukup
70 – 89 = Baik
90 – 100 = Sangat Baik

2.      Penilaian Hasil
Bentuk evaluasi untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang tepat untuk materi ini adalah Tes Obyektif dan Subyektif dengan teknik Tulis. Tes ini akan dipakai untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis Al-Qur’an dan Hadits serta sikap mereka setelah menguasai cara menulis Al-Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu dibutuhkan latihan-latihan yang bisa membantu siswa untuk menguasai materi ini dengan lebih baik.
Berikut ini adalah contoh soa-soal latihan untuk meningkatkan hasil pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits:
a.       Tuliskan semua huruf-huruf hijaiyah dengan baik, tepat, dan rapih!
b.       Sebutkan huruf-huruf yang tidak boleh disabung sesudahnya!
c.        Rangkailah huruf-huruf ini menjadi sebuah lafadz: م ي ر ك ل ا - ا ل ق ر ا ن
d.       Tuliskan surat Al-Fatihah dengan baik, tepat dan Rapih!
e.       Tuliskan hadits tentang menghormati orang tua dengan baik, tepat dan rapih!


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pemakaian metode dan teknik yang tepat akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Pembelajaran menulis Al-Qur’an dan hadits menekankan usaha untuk mendidik siswa agar mampu untuk menulis Al-Qur’an dan hadits dengan benar, tepat dan rapih. Di antara metode-metode yang digunakan dalam proses pembelajaran menulis Al-Qur’an dan hadits adalah metode demonstrasi dan metode langsung. Metode tersebut dilengkapi dengan teknik-teknik pembelajaran menulis, diantaranya adalah: teknik menebalkan, menyambung titik, drill and practice, dan papan kantong. Evaluasi termasuk menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits. Melalui evaluasi dapat diketahui pencapaian keberhasilan proses pembelajaran.
B.     Saran
Semoga dengan adanya pembelajaran Al-Qur’an dan hadits ini dapat meningkatkan kualitas guru dalam proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Lutfi. 2009.Pembelajaran Al-Qur’an Dan Hadist. Cet 1 Depag. Jakarta.
Sanjaya, Wina, 2008, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana.
Arsyad, Azhar, 2002, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajagrafindo Persada
Rose, Colin dan Malcolm J. Nicholl, 2006, Accelerated Learning, Cara Belajar Cepat Abad XXI, Bandung: Nuansa.
Shores, Elizabeth F., dan Cathy Grace, 2008, Pintar Membuat Portofolio, terj. Fretty H. Panggabean, Jakarta: Esensi, Erlangga Group.
Tafsir, Ahmad, 2008, Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam, Bandung: Maestro.

1 komentar:

  1. syukron, jazakaAllah khairan. Sangat membantu untuk pembelajaran kaligrafi usia dini.

    BalasHapus